TINJAUAN PUSTAKA
PERSALINAN
I.
PENGERTIAN
Persalinan
adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu.
II.
GEJALA DAN TANDA
Persalinan (inpartu) di mulai pada saat uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap, ibu belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan pembukaan pada serviks.
Tanda dan gejala inpartu
serviks :
-
Penipisan dan pembukaan
serviks.
-
Kontraksi
uterus menyebabkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 x dalam 10
menit).
-
Keluarnya lendir bercampur
darah (show) melalui vagina.
III.
FASE-FASE DALAM KALA I PERSALINAN
Persalinan Kala I dimulai
sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembuatan serviks hingga tercapai pembukaan
lengkap (10 cm), persalinan kala I dibagi dalam 2 fase yaitu :
1)
Fase laten
-
Dimulai sejak awal kontraksi
yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap
-
Pembukaan
serviks kurang dari 4 cm.
-
Biasanya berlangsung dibawah 8
jam
2)
Fase Aktif
-
Frekuensi dan lamanya kontraksi
uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi 3 x
atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik / lebih).
-
Serum membuka dari 4 ke 10 cm
biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10
cm).
-
Terjadi
penurunan bagian bawah janin.
IV. PENATALAKSANAAN
Kala I
1. -
Bantulah ibu dalam persalinan
jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan.
-
Berikan
dukungan dan yakinkan dirinya.
-
Berikan
informasi mengenai proses dan kemajuan persalinannya.
-
Dengarkan
keluhannya dan cobala untuk lebih sensitif terhadap persaannya.
2. Jika ibu tersebut tampak kesakitan,
dukungan / asuhan yang dapat diberikan.
-
Lakukan perubahan posisi
-
Posisi sesuai dengan keinginan ibu,
tetapi jika ibu ingin di tempat tidur sebaiknya dianjurkan tidur miring kekiri.
-
Sarankan ibu untuk berjalan.
-
Ajaklah orang yang menemaninya
(suami atau ibunya) untuk memijat dan menggosok punggungnya atau membasuh
mukanya diantara kontraksi.
-
Ibu
diperbolehkan melakukan aktifitas sesuai dengan kesanggupannya.
-
Ajarkan
kepadanya tehnik bernafas, ibu diminta untuk menarik nafas panjang, menahan
nafasnya sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniupkan udara keluar
sewaktu kontraksi.
3. Penolong tetap menjaga hak privacy ibu
dalam persalinan, antara lain menggunakan penutup / tirai, tidak menghadirkan
orang lain tanpa sepengatahuan dan seizin ibu.
4. Menjelaskan kemajuan persalinan dan
perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil
pemeriksaan.
5. Memperbolehkan ibu untuk mandi dan
membasuh sekitar kemaluannya serta BAB atau BAK.
6. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan
banyak keringat atasi dengan cara :
-
Gunakan
AC atau kipas angin dalam kamar.
-
Menggunakan kipas biasa
-
Menganjurkan
ibu untuk mandi sebelumnya.
7. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan
mencegah dihidrasi, berikan cukup minum.
8. Sarankan ibu untuk berkemih sesering
mungkin.
(Maternal – Neonatal N – 8 )
Kala II
1. Memberikan dukungan terus menerus kepada
ibu dengan :
-
Mendampingi
ibu agar merasa nyaman.
-
Menawarkan
minum, mengipasi dan memijat ibu.
2.
Menjaga kebersihan diri :
-
Ibu
tetap di jaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
-
Jika
ada darah, lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan.
3. Mengipasi dan masase untuk menambah
kenyamanan ibu
4. Memberikan dukungan mental untuk
mengurangi kecemasan dan ketakutan ibu dengan cara :
-
Menjaga privacy ibu
-
Penjelasan
tentang proses dan kemajuan persalinan
-
Penjelasan
tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu.
5. Mengatur posisi ibu dalam membimbing
mengedan dan dipilih posisi berikut:
-
Jongkok
-
Menungging
-
Tidur miring
-
Setengah duduk
Posisi tegak ada kaitannya
dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan berkurangnya trauma vagina dan
perineum serta infeksi.
6. Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu
dianjurkan berkemih sesering mungkin.
7. Memberikan cukup minum dan memberi tenaga
dan mencegah dehidrasi.
(Maternal – Neonatal : N – 1 5)
Kala III
1.
Memberikan
oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan
plasenta.
-
Oksitosin
dapat diberikan 2 menit setelah kelahiran bayi.
-
Jika
oksitosin tidak tersedia rangsang putting susu ibu atau susukan bayi guna
menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg IM.
2.
Lakukan
penegangan tali pusat terkendali atau PTT dengan cara :
-
Satu
tangan diletakkan pada corpus uteri tepat diatas symphisis pubis, selama
kontraksi tangan mendorong corpus uteri degan gerakan dorsokranial kearah
belakang dan kearah kepala ibu.
-
Tangan
yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm di depan vulva.
-
Jaga
tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (2-3 nmenit).
-
Selama
kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus menerus dalam
tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
3.
PTT
dilakukan hanya selama uterus berkontraksi.
4.
Begitu
plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan / klem pada tali
pusat mendekati plasenta, keluarkan plasenta dengan gerakan ke bawah dank e
atas sesuai jalan lahir.
5.
Segera
setelah plasenta dan selaputnya di keluarkan, masase fundur agar menimbulkan
kontraksi, jika uterus tidak berkontraksi kuat selama 10 – 15 detik, atau jika
perdarahan hebat terjadi segera lakukan kompresi bimanual dalam, jika atonia
uteri tidak teratasi dalam waktu 1- 2 menit, ikuti protokol untuk perdarahan
pasca persalinan.
6.
Jika
menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15 menit
dan pemberian oksitosin dosis pertama.
7.
Jika
menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 30 menit
:
-
Periksa
kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika kandung kemih mosono.
-
Periksa
adanya tanda-tanda pelepasan plasenta.
-
Berikan
oksitosin 10 unit IM dosis ketiga dalam jarak 15 menit dari pemberian oksitosin
dosis pertama.
-
Siapkan
rujukan jika tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta.
8.
Periksa
wanita tersebut secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina
atau perbaiki episiotomi.
(Maternal –
Neonatal, N – 19, N – 20)
Kala IV
1. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 20 – 30 menit selama jam kedua, jika kontraksi tidak kuat, masase
uterus sampai menjadi keras, apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan
menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan, hal ini dapat mengurangi
kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
2. Periksa tekanan darah, nadi, kandung
kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit
selama jam kedua.
3. Anjurkan ibu minum demi mencegah
dehidrasi, tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukai.
4. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian
ibu yang bersih dan kering.
5. Biarkan ibu beristirahat setelah bekerja
keras melahirkan bayinya, bantu ibu dengan posisi yang nyaman.
6. Biarkan bayi berada pada ibu untuk
meningkatkan hubungan ibu dan bayi sebagai permulaan dengan menyusui bayinya.
7. Bayi sangat siap segera setelah kelahiran.
Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan ASI, menyusui juga membantu
uterus berkontraksi.
8. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh
bangun, pastikan ibu dibantu karena masih dalam keadaan lemah dan pusing
setelah persalinan, pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pasca
persalinan.
9. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
-
Bagaimana
memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
-
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan
bayi.
(Maternal – Neonatal : N – 21)
DAFTAR PUSTAKA
1.
Maternal Neonatal. Yayasan Bina
Pusataka. Sarwono Prawirohardjo. 2002. Jakarta.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. ”L” PERSALINAN MULTIPARA
DI PUSKESMAS
SUGIHWARAS - BOJONEGORO
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 24-12-2011 Jam : 02.00 WIB
A. Data Subyektif
1.
Biodata
Nama Istri
Umur
Agama
Suku / Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat
|
: Ny. “L”
: 29 Tahun
: Islam
: Jawa / Indonesia
: SD
: IRT
: -
: Ds.
Balongrejo Rt.10/07 Sugihwaras
|
|
Nama Suami
Umur
Agama
Suku / Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat
|
: Tn. “M”
: 35 Tahun
: Islam
: Jawa /
Indonesia
: SD
: Tani
: -
: Ds. Balongrejo
Rt.10/07 Sugihwaras
|
2.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak keempat
dengan usia kehamilan 9 bulan mengeluh kenceng-kenceng sejak tanggal 23-12-2011 jam 21.00 WIB, mengeluarkan lendir bersemu darah.
3.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis, bawaan, menular, dan tidak
pernah operasi.
4.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak
ada yang menderita penyakit kronis, bawaan, menular, dan riwayat keturunan
kembar.
5.
Riwayat Haid
Menarche : 12
Tahun
Siklus/lama : teratur, 28 – 30 hari/7 hari
Disminorche : -
Flour Albus
: Ya, 2 hari sebelum haid, jernih, kental, tidak
gatal, bau khas.
Disfungsi Blooding : -
HPHT : 17-03-2011
TTP : 24-12-2011
6.
Riwayat Pernikahan
Nikah : 1 x
Usia pertama menikah : 17 tahun
Lama nikah : 12 tahun
7. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang
lalu :
No.
|
Umur Kehamilan
|
Cara Partus
|
Penolong
|
Tempat
|
Keadaan Bayi
|
BBL
|
JK
|
Uri
|
Nifas
|
Umur Sekarang
|
1.
|
9 bulan
|
Spt B
|
Dukun
|
Rumah
|
Hidup
|
3.100 gr
|
♀
|
Lkp
|
Normal
|
10 Tahun
|
2.
|
Hamil
ini
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
8.
Riwayat Kehamilan Sekarang
Trisemester I : Ibu mengatakan terlambat haid 2 bulan, PP
test + , periksa ke bidan 1 x , mengeluh mual pusing mendapat Fe, kalk.
Trisemester II : Ibu mulai merasakan gerakan janin sejak usia
kehamilan 5 bulan, periksa 1 x ke bidan mendapat Fe, B complex, TT1.
Trisemester III : Ibu periksa 2 x , mengeluh sering kencing,
mendapat Fe dan B complex, serta penyuluhan tanda-tanda bahaya kehamilan, ibu
merasakan kenceng-kenceng sejak tanggal 23-12-2011 jam 21.00 WIB, di bawa ke Puskesmas pada tanggal 24-12-2011 jam 08.00 WIB, mengeluarkan lendir bersemu darah.
9.
Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah ikut KB pil selama 9 tahun.
10.
Pola Kebiasaan Sehari – hari
Pola
|
Selama Hamil
|
Selama 6 jam PP
|
Nutrisi
Eliminasi
Istirahat
Kebersihan
Aktivitas
Seksual
Kebiasaan
Rekreasi
|
Makan 3x /
hari, porsi 1 piring, terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan minum : 4 – 6
gls / hari
BAB : 1 x /
hari, padat, bau khas, warna kuning kecoklatan
BAK : 6 – 8 / hari, bau khas, warna kuning jernih.
Tidur siang :
½ jam – 1 jam / hr
Tidur malam :
6-8 jam / hari
Mandi, gosok
gigi, ganti CD ganti baju 2 x / hari, keramas 2 x / minggu.
Melakukan
pekerjaan rumah tangga
1 x / minggu
Tidak merokok,
tidak minum alkohol, tidak kecanduan obat.
Nonton TV, jalan-jalan
|
Makan 3 sendok
makan, terdiri dari nasi, sayur, minum ½ botol Aqua.
BAB : saat
meneran
BAK : -
Tidur siang :
-
Tidur malam :
-
-
Hanya
berbaring di tempat tidur.
-
Tidak merokok,
tidak minum alkohol, tidak kecanduan obat.
-
|
11.
Keadaan Psikososial
Ibu mengatakan senang dengan
kehamilannya ini, ibu berharap semoga persalinannya berjalan lancar, suami dan
keluarga juga senang karena ibu akan segara melahirkan.
12.
Latar Belakang
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak
ada pantangan makanan apapun dan di daerahnya terdapat tradisi selamatan
brokohan setelah bayi lahir.
13.
Data Spiritual
Ibu tidak melaksanakan sholat 5 waktu,
ibu hanya berdo’a semoga persalinannya lancar.
B. DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan Umum
-
Keadaan Umum : Baik
-
Kesadaran : Composmentis
-
BB / TB : 62 Kg / 158 cm
-
Lila : 26 cm
Tanda – tanda vital
-
Tekanan darah : 120
/ 80 mmHg
-
Suhu tubuh : 362 0 C
-
Denyut nadi : 84
x / menit
-
Respirasi : 24 x / menit
2.
Pemeriksaan Fisik
a.
Inspeksi
Rambut : bersih, warna hitam, tidak rontok, tidak berketombe.
Muka : tidak oedem, tidak pucat, tidak ada cloasme
gravidarum.
Mata : simetris, congjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterus.
Telinga : bersih, tidak ada serum, pendengaran baik.
Hidung : bersih, tidak ada polip.
Mulut : bibir tidak sianosis, lidah bersih, tidak
stomatitis dan caries dentist.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : simetris, hiperpigmentasi areola dan mamae, putting susu menonjol.
Perut : terdapat linea nigra, terdapat strie
gravidarum, tidak ada luka bekas operasi.
Genetalia : tidak oedem, tidak ada varises, terdapat
pengeluaran lendir.
Anus : tidak haemoroid
Ekstremitas : tidak oedem, tidak varises
b.
Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar reroid
Dada : tidak teraba massa, colostrum sudah keluar
Perut : Leopold I : TFU 3 jari bawah px (35 cm) teraba bulat, lunak kurang melenting (bokong).
Leopold II : sebelak kiri linea nigra teraba ekstrimitas,
sebalah kanan linea nigra teraba keras, panjang, SPT papan (punggung)
Leopold III : Bagian terbawah teraba keras, bulat, tidak
melenting.
Leopold IV : bagian
terbawah janin sudah masuk PAP U (3/5)
Ekstrimitas : tidak oedem
His : 4x10’
40”
c.
Auskultasi
DJJ (+) 142 x/menit terdengar jelas sebelah kanan
linea nigra, 3 jari bawah pusat.
d.
Perkusi
Reflek patella ka / ki : tidak
di kaji
e.
Pemeriksaan panggul luar
Tidak di kaji
f.
Pemeriksaan dalam :
No
|
Tanggal / jam
|
24-12-2011,
02.00 WIB
|
1.
|
Indikasi
|
Inpartu
|
2.
|
Bidan
|
Ny.
Sunarti, Amd Keb
|
3.
|
Serviks
|
Lunak
|
4.
|
Pembukaan
|
8 cm
|
5.
|
Effacement
|
75%
|
6.
|
Ketuban
|
( + )
|
7.
|
Bagian terbawah
|
Kepala
|
8.
|
Turunnya
|
H II
|
9.
|
Posisi
|
UUK
|
10.
|
Caput
|
+
|
11.
|
Promontorium
|
-
|
12.
|
Sacrum
|
-
|
13.
|
Spina ischiadika
|
-
|
14.
|
Arkus pubis
|
-
|
15.
|
Vagina
|
-
|
16.
|
Sarung tangan
|
Lendir darah
|
g.
Pemeriksaan laboratotrium
Hb
: 11 gr %
Kesimpulan
1. Ibu inpartu kala I fase aktif
2. GIIP1A0
3.
Usia kehamilan 38 – 40 minggu
4.
Intra uterin
5.
Janin tunggal
6.
Letak kepala, puka
7.
Janin hidup
8.
Keadaan jalan lahir normal
9.
Keadaan umum baik.
II.
IDENTIFIKASI MASALAH
Dx : Ibu GIIP1A0 usia kehamilan 40 minggu inpartu kala I fase aktif.
Ds :
ibu mengatakan hamil kedua usia kehamilan 9 bulan
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng
tanggal 30-07-2010 dan mengeluarkan lendir darah tanggal 31-07-2010.
HPHT :18-10-2009.TFU 2jari di bawah px (32), letak
kepala, janin hidup, DJJ (+)144x/menit, puka, kepala sudah masuk PAP (3/5)
Pemeriksaan dalam : VT : 8-9 cm His : 3x10’- 45”
Effacement : 75% ketuban : (+)
Bidang Hodge : H II
III.
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-
IV.
KONTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V.
INTERVENSI
Dx : Ibu GIIP1A0 usia kehamilan 40 minggu inpartu kala I fase aktif.
1. Lakukan pendekatan pada ibu dengan
komunikasi terapeutik
Rasional : Ibu
lebih kooperatif
2. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
Rasional :
menambah pengetahuan ibu
3.
Observasi CHPBK
Rasional :
memantau kemajuan persalinan
4.
Observasi tanda-tanda vital
Rasional :
mendeteksi adanya kelainan
5.
Pantau kemajuan persalinan
dengan partograf
Rasional : mendeteksi dari kemungkinan terjadinya partus lama.
6. Anjurkan pada ibu untuk miring kiri dan ke kanan
Rasional : agar bagian
terbawah janin cepat turun
7.
Anjurkan pada ibu untuk meneran
jika ada tanda- tanda gejala kala II
Rasional : untuk mempercepat
proses kelahiran bayi.
VI.
IMPELEMENTASI
Dx : Ibu GIIP1A0 usia kehamilan 40 minggu inpartu kala I fase aktif.
1. Melakukan pendekatan dengan ibu yaitu
dengan menyapa ibu dengan ramah dan sopan, dan berikan dukungan penuh selama
persalinan dan kelahiran bayi.
2. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan,
bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu akan segera melahirkan.
3. Mengobservasi CHPBK yaitu melakukan
observasi DJJ setiap 30 menit, serta penurunan kepala janin setiap 4 jam dan
lingkaran bandle setiap 30 menit dan ketuban.
4. Mengobservasi tanda-tanda vital untuk
mendeteksi adanya kelainan meliputi : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan.
5. Memantau kemajuan persalinan dengan
partograf yaitu :
-
Mencatat kemajuan persalinan
-
Mencatat kondisi ibu dan
janinnya
-
Mencatat
asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
6. Menganjurkan pada ibu untuk miring kanan dan ke kiri agar bagian
bawah janin cepat turun.
7. Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum untuk menambah tenaga
ibu pada saat meneran.
8. Memimpin ibu untuk meneran jika ada tanda- tanda kala II seperti
dorongan untuk meneran, tekanan pada
anus, vulva dan vagina membuka kemudian merangkul lutut sampai siku dan dagu menempel pada dada,
untuk mempercepat proses kelahiran bayi.
9.
PROSES PERSALINAN
KALA I
Ibu mengatakan perutnya kenceng- kenceng tanggal 23-12-2011 jam 21.00 WIB
dan mengeluarkan lendir dan darah.
Keluarga membawa ibu ke puskesmas tanggal 24-12-2011 jam 02.00 WIB.
Hasil Pemeriksaan Dalam
No
|
Tanggal /jam
|
24-12-2011, 02.00 WIB
|
24-12-2011, 03.30 WIB
|
1.
|
Indikasi
|
Inpartu
|
Inpartu
|
2.
|
Bidan
|
Ny. Sunarti, Amd
Keb
|
Bu Sunarti,Amd Keb
|
3.
|
Serviks
|
Lunak
|
Lunak
|
4.
|
Pembukaan
|
8 cm
|
10 cm
|
5.
|
Effacement
|
75%
|
100%
|
6.
|
Ketuban
|
( + )
|
( + )
|
7.
|
Bagian terbawah
|
Kepala
|
Kepala
|
8.
|
Turunnya
|
H II
|
H III
|
9.
|
Posisi
|
UUK
|
UUK depan
|
10.
|
Caput
|
Tdk teraba
|
Tdk teraba
|
11.
|
Promontorium
|
Tdk teraba
|
Tdk teraba
|
12.
|
Sacrum
|
Tdk teraba
|
Tdk teraba
|
13.
|
Spina isciadika
|
Tdk teraba
|
Tdk teraba
|
14.
|
Arcus pubis
|
Tdk teraba
|
Tdk teraba
|
15.
|
Vagina
|
Tdk teraba
|
Lendir darah
|
16.
|
Sarung tangan
|
Lendir darah
|
Lendir darah
|
KALA II
Jam: 03.30 WIB
Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran, merasakan
tekanan pada anus, perineum tampak menonjol, vulva, vagina dan sfingter ani
membuka. Semua peralatan disiapkan kemudian membuka bungkus, spuit dan masukan spuit 3cc kedalam
partus set, mematahkan ampul oksitosin, memakai celemek dan cuci tangan,
memakai sarung tangan, menghisap oksitosin, lalu masukan ke dalam partus set,
kemudian melengkapi sarung tangan kiri.
Jam: 03.35 WIB
Ibu ingin meneran,
bersihkan vulva dan perineum, dengan menggunakan kapas yang di basahi air DTT,
kemudian lakukan pemeriksaan dalam bila pembukaan sudah lengkap dan ketuban
sudah pecah, setalah itu perisa DJJ. Kemudian ibu di persilahkan untuk tidur
miring kiri dan kanan sesuai keinginan ibu, bila ada kontraksi pimpin ibu untuk
meneran.
Jam: 03.40 WIB
Kepala buka pintu
yaitu kepala terlihat di vulva saat ada his, dan kepala masuk lagi saat his
berhenti.
Jam: 03.55 WIB
Kepala keluar pintu
yaitu kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm, walaupun tidak ada
his dan rejan, kemudian letakkan handuk di atas perut ibu untuk mengeringkan
bayi. Memasang alas bokong ibu, kemudian membuka tutup partus set dan melihat
kelengkapan alat dan bahan, kemudian pakai handscoon di kedua tangan sampai
siku. Kepala ibu di angkat sampai dagu menempel pada dada, ibu meneran seperti
orang batuk di antara 2 kontraksi, anjurkan ibu untuk istirahat kemudian beri
ibu minum.
Pada saat his ibu
disuruh meneran, tangan kanan penolong menahan perineum dengan menggunakan kain
bersih dan tangan kiri penolong menahan kepala bayi agar tidak defleksi terlalu
cepat sampai subocciput berada di bawah simphisis dan membantu lahirnya kepala,
kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat, tunggu bayi putar paksi luar
secara spontan dan pegang kepala secara beparietal dengan lembut, gerakkan ke
atas untuk melahirkan bahu depan kemudian gerakkan ke bawah untuk melahirkan
bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir kita sangga kepala bayi untuk melakukan
sangga susur kemudian susuri lengan, dan siku sebelah bawah dengan posisi ibu
jari tangan berada di dada bayi dan 4 jari lain menyusuri punggung bayi,
bokong, kemudian selipkan di jari telunjuk diantara kaki dan memegang mata kaki
bayi dengan hati-hati melahirkan bayi.
Jam : 04.10 wib
Bayi lahir
seluruhnya kemudian melakukan penilaian awal, bayi menangis kuat atau bernafas
tanpa kesulitan dan bayi bergerak aktif, kemudian meletakkan bayi di atas perut
ibu sambil mengeringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks.
Mengganti handuk dengan kain yang kering biarkan bayi di
atas perut ibu, memeriksa kembali uterus ibu untuk memastikan adakah janin
kedua, kemudian memberitahu ibu untuk di suntik oksitosin pada 1/3 paha atas
bagian luar. Kemudian jepit tali pusat dengan klem + 3cm dari pusat
bayi, urut tali pusat kea rah distal lalu jepit kembali tali pusat dengan klem +
2cm dari klem pertama. Potong tali pusat di antara kedua klem dengan cara
tangan kiri berada di bawah tali pusat untuk melindungi perut bayi, ikat tali
pusat dengan benang steril, pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang
dan mengikatnya kembali dengan simpul kunci pada sisi lainnya. Kemudian
lepaskan klem dan masukkan ke dalam bengkok yang tersedia. Letakkan bayi
tengkurap di dada ibu luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel perut ibu, usahakan
kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi kebih rendah dari
putting susu, dan selimuti bayi dengan
kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
Jam : 04.15 wib
Pindahkan klem tali
pusat 5-10cm dari vulva, letakkan tangan kiri di atas kain pada perut ibu di
tepi atas untuk mendeteki kontraksi uterus, tangan kanan meregangkan kearah
bawah sambil tangan kiri mendorong uterus berkontraksi, regangkan kearah bawah,
sambil tangan kiri mendorong uterus kearah dorso cranial hingga ada tanda- tanda
pelepasan plasenta. Setelah plasenta terlepas, minta ibu untuk meneran sambil
penolong meregangkan tali pusat kea rah sejajar lantai, kemudian kearah atas
mengikuti jalan lahir.
Jam : 07.20 WIB
Saat plasenta
muncul di introitus vagina lahirkan plasenta dengan menggunakan kedua tangan
secara hati- hati memutar plasenta seluruhnya sehingga selaput ketuban terpilin
dan lahirkan plasenta seluruhnya. Lakukan masase uterus dengan meletakkan kedua
tangan di fundus lakukan masase dengan gerakan melingkar dan lembut hingga
uterus berkontraksi atau fundus teraba keras.
Periksa plasenta
-
Bagian maternal
Berat / tebal : 500 gr / 1,5 cm
Panjang : 40 cm
Lebar : 20 cm
Diameter : -
Selaput ketuban : lengkap
Robekan selaput ketuban : -
Kelainan bentuk :
-
Implantasi :
-
-
Bagian fetal
Panjang
tali pusat : 50 cm
Insersi : sentralis
Kelainan : -
Kotiledon : 18 buah
Penyakit : -
Evaluasi
laserasi pada vagina dan perineum, melakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan, memeriksa nadi, suhu, tekanan darah, melaksanakan
tindakan bersih dan aman. Biarkan bayi tetap melakukan inisiasi dini, bayi
cukup menyusu dari 1 payudara.
1.
Penilaian score
APGAR SCORE
No
|
Penilaian
|
1 menit
|
5 menit
|
1.
|
Warna
kulit
|
2
|
2
|
2.
|
Denyut
jantung
|
1
|
2
|
3.
|
Reaksi
rangsangan
|
1
|
1
|
4.
|
Aktivitas
|
2
|
2
|
5.
|
Respirasi
|
1
|
2
|
|
Total
|
7
|
9
|
2.
Identitas bayi
BB /PB : 3000 gram/ 48 cm
Jenis kelamin : perempuan
Kelainan : -
Anus : ada
Lila :
11 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lingkar kepala ` : 33 cm
3.
Perawatan dan pemantauan pada
bayi
Tetes mata : ya
Vitmin K : ya
Imunisasi Hb : -
Pernafasan : 50x/
menit
Suhu : 365 0C
4.
Pengukuran kepala
Biparietal :
-
Bitemporal :
-
Sub oksipito bregmatika :
-
Fronto oksipito :
-
Mento oksipitalis :
-
Diferensia suboksipito bregmatika : -
Diferensia mento oksipito : -
VII. EVALUASI
KALA IV
Jam ke
|
waktu
|
TD
|
Nadi
|
Suhu
|
TFU
|
Kontraksi uterus
|
Kandung kemih
|
perdarahan
|
|||
1.
|
|
07.30
|
120/90
|
80
|
37 C
|
setinggi pusat
|
Keras
|
Kosong
|
200cc
|
||
07.45
|
“
|
“
|
|
“
|
“
|
“
|
“
|
||||
|
08.00
|
110/80
|
85
|
|
1 jari b pusat
|
Keras
|
Kosong
|
200cc
|
|||
08.15
|
“
|
“
|
|
“
|
“
|
“
|
“
|
||||
2.
|
08.45
|
110/80
|
85
|
36,8 C
|
2 jari b pusat
|
Keras
|
Kosong
|
200cc
|
|||
|
09.15
|
“
|
“
|
|
“
|
“
|
“
|
“
|
|||
Keadaan ibu
No
|
Follow up
|
|
1
|
Keluhan
|
Taa
|
2.
|
Tekanan darah
|
120/ 80 mmHg
|
3.
|
Nadi
|
85 x/menit
|
4.
|
Suhu
|
362 0C
|
5.
|
Respirasi
|
20 x/menit
|
6.
|
Kontraksi
|
Keras
|
7.
|
TFU
|
2 jari bawah pusat
|
8.
|
Lochea
|
Rubra
|
9.
|
BAB
|
+
|
10.
|
BAK
|
+
|
11
|
Menyusu dini
|
+
|
12.
|
Terapy
|
Amox, Asmet, Vit A
|
Keadaan Bayi
No
|
Keadaan bayi
|
|
1.
|
Minum
|
(+)
|
2.
|
BAB
|
(+)
|
3.
|
BAK
|
-
|
4.
|
Kembung
|
-
|
5.
|
Tali pusat
|
Basah
|
6.
|
Muntah
|
_
|
7.
|
Ikterus
|
_
|
8.
|
Diare
|
_
|
9.
|
Kejang
|
_
|
10.
|
BB
|
3000gr
|
11.
|
PB
|
48 cm
|
12.
|
Terapy
|
Vit. K. tetes mata
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar