TINJAUAN
PUSTAKA
BBLR
I. PENGERTIAN
Bayi berat lahir rendah adalah bayi
yang lahir dengan berat kurang atau sama dengan 2500 gram ( WHO )
Bayi barat lahir rendah adalah bayi
baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram ( sampai dengan
2499 gram )
Berkaitan dengan penanganan dan
harapan hidupnya, BBLR dibedakan dalam :
1. BBLR
berat badan lahir 1500 – 2500 gram
2. Bayi
berat lahir sangat rendah ( BBLSR ), berat lahir < 1500 gram
3. Bayi
berat lahir ekstrim rendah ( BBLER ), berta lahir < 1000 gram
Bayi
dengan BBLR dibedaka menjadi 2 golongan :
1. Prematuritas
murni yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan
sesuai dengan berat badan usia kehamilan
2. Dismaturitas
yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk
usia kehamilan, ini menunjukkan bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterine.
II. ETIOLOGI
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa
factor yaitu :
1. Faktor ibu
a. Penyakit
ibu
1) Toksemia
gravidarum, yaitu pre eklamsi dan eklamsi
2) Perdarahan
antepartum
3) Trauma
pada masa kehamilan yaitu trauma fisik dan psikologis
4) Penyakit
akut dengan gejala panas tinggi ( misalnya : tifus abdominalis, malaria )
5) Penyakit
kronis ( misalnya : TBC, penyakit jantung, DM )
6) Tumor
( misalnya : mioma uteri, sistoma )
7) Kelainan
bentuk uterus
b. Usia
1) Usia
ibu pada waktu hamil < dari 20 tahun atau > 35 tahun
2) Multigravida
yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat
c. Kejadian
social ekonomi
2. Faktor
janin
a. Kehamilan
ganda
b. Hidramnion
c. Ketuban
pecah dini
d. Cacat
bawaan
e. Infeksi
( missal : rubella, sifilis, toksoplasmosis )
f. Insifisisensi
plasenta
g. Inkompantibilitas
darah ibu dan janin
3. Faktor
plasenta
a. Plasenta
previa
b. Solusio
plasenta
4. Faktor
– faktor lain
III. TANDA
DAN GEJALA BAYI PREMATUR
1. Umur
kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
2. Berat
badan kurang dari atau sama dengan 2500 gram
3. Panjang
badan kurang dari atau sama dengan 45 cm
4. Kuku
panjangnya belum melewati ujung jari
5. Batas
dahi dan rambut kepala tidak jelas
6. Lingkar
kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
7. Lingkar
dada kurang dari atau sama dengan 30 cm
8. Rambut
lanugo masih banyak
9. Jaringan
lemak subkutan tipis dan kurang
10. Tulang
rawan dan telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah – olah tidak
teraba tulang rawan daun telinga
11. Tumit
mengkilap, telapak kaki halus
12. Genetalia
pada bayi laki – laki pigmentasi dan rugae pada skrotun kurang, testis belum
turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora
belum tertutup oleh labia mayora
13. Tonus
otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah
14. Jaringan
kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jarinagn otot serta
jaringan lemak masih kurang
15. Verniks
kaseosa tidak ada / sedikit
IV. PERMASALAHAN
BAYI BERAT LAHIR RENDAH DENGAN PREMATUR
1. Aktivitas
Lebih rendah umur gestasi bayi maka
semakin kurang aktif anak tersebut asalkan kondisi umum baik, bahkan bayi yang
terpencil pun akan memeperlihatkan adanya aktivitas otot, terutama jika tidak
dibatasi oleh pakaian.
2. Pengendalian
suhu
Suhu preterm cenderung memilki suhu
tubuh subnormal, kaena kondisi panas yang buruk dan peran kehilangan panas,
kegagalan produksi panas adekuat disebabkan karena tidak hanya adanya jairngan
adipose coklat, pernapasan yang lemah dan pembakaran O2 yang buruk, aktivitas
kehilangan panas terjadi karena permukaan tubuh relative lebih besar dan tidak
adanya lemak subkutan.
3. Sistem
pernafasan
Semakin pendek usia gestasi maka
semakin kurang perkembangan paru – paru pusat pengaturan pernapasan belum
sempurna, otot pernapasan dan tulang iga lemah. Ritme dan dalamnya nafas
cenderung tidak teratur sehingga sering dijumpai apnea sampai sianosis.
4. Sistem
regulasi
Jantung secara relatif kecil saat
lahir, pada beberapa bayi preterm kerjanya lambat dan lemah. Terjadi ekstra
systole dan bising yang dapat didengar pada atau segera setelah lahir. Hal ini
hilang ketika aperture jantung fetus menutup secara berangsur – angsur.
Sirkulasi perifer sering kali buruk dan dinding pembuluh darah juga lemah.
Kasus ini terutama pada pembuliuh darah intracranial. Hal ini merupakan sebab
dari timbulnya kecenderungan perdarahan intracranial.
5. Sistem
pencernaan
Semakin rendah umur gestasi maka
semakin lemah refleks menghisap dan menelan, bayi yang paling kecil tidak mampu
untuk minum secara efektif. Pencernaan tergantung pada perkembangan dari alat
pencernaan, lambung dari seorang bayi dengan berat badan 900 gram
memperlihatkan adanya sedikit lipatan mukosa, gladula sekretoris demikian juga
otot kurang berkembang, hepar secara relative besar tetapi kurang berkembang.
6. Sistem
urinarius
Fungsi ginjal perlu menyesuaikan
diri dengan lingkungan, fungsi ginjal kurang efisiensi dengan adanya angka
glomerulus yang menurun.
7. Sistem
genital
Genital kecil : pada wanita labia
minora tidak ditutupi oleh labia mayora hingga aterm. Pada laki – laki testis
terdapat pada abdomen, kanalis inguinalis atau skrotum
V.
PERAWATAN
BAYI
Aspek perawatan bayi teruama
dipertimbangkan dalam hubungan dengan bayi premature yang sakit maupun yang
sehat dalam suatu unit pediatric. Aspek perawatan berikut ini perlu
dipertimbangkan :
1. Penanganan
2. Pemeliharaan
suhu tubuh
3. Incubator
4. Pencegahan
terhadap infeksi
5. Pemberian
O2
6. Memandikan
( menyibin )
7. Memberi
makan bayi
VI.
INKUBATOR
1. Pada
dasarnya incubator merupakan suatu kotak, dirancang untuk mempertahnkan suhu
internal yang konstan dengan menggunakan suatu thermostat. Terdapat banyak tipe
yang dapat diperoleh dan kesemuanya mempunyai fungsi yang sama tetapi beberapa
lebih kompleks dari yang lain : misalnya terdapat incubator dengan sambungan
untuk pemberian oksigen, wadah air untuk memberikan kelembaban suatu filter udara.
Kompartemen es dan suatu sambungan untuk nebulizer. Terdapat akses pengendalian
yang mudah dan ada kemingkinan untuk mengubah kipas filter ( jika terpakai ).
Sebagian besar incubator mempunyai thermometer interna yang dapat dibaca dengan
mudah.
2. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “ jendela “ atau “ lengan baju “ pada satu
atau kedua sisi incubator, atau melalui penutup. Pada tipe yang disebut
terakhir suatu lingkungan yang hangat dapat dipertahankan dengan cara
menghangatkan kanopi yang ditempatkan dalam jarak yang pendek diatas incubator.
Sebelum memasukkan anak kedalam incubator, maka incubator terlebih dahulu
dihangatkan sampai sekitar 28,4˚C untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2˚C
untuk bayi lebih kecil. Tangkai diisi dengan air steril atau disterilisasi dan
popok ditempatkan pada kasur busa. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang.
Hal ini mempunyai keuntungan
sebagai berikut :
1. Memungkinkan
adanya pernafasan yang tidak terhalang
2. Memungkinkan
anak untuk bergerak tanpa dibatasi oleh pakaian
3. Memungkinkan
observasi yang lebih mudah terhadap pernafasan
4. Menghindarkan
terjadinya penanganan anak secara berlebihan ketika mengenakan pakaian.
3. Kelemahan
Suatu kerlembapan 70 – 80 %
mencegah terjadinya dehidrasi dan aksi iritasi dari oksigen ( jika oksigen
diberikan )
DAFTAR
PUSTAKA
Bobak Jensen,
Lowdermik. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Staf Pengajar
Ilmu Keshatan Anak. 2007. Ilmu Kesehaan Anak Jilid 3. Jakarta : FKUI
Prawirohardjo,
Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Wong, Donna L.
2003. Perawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
Surasmi,
Asrining. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC
Saccharin, Rosa
M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA BAYI NY. I
DENGAN BBLR ( BAYI BERAT LAHIR RENDAH )
DIRUANG
BAYI RS MUNA ANGGITA BOJONEGORO
I.
PENGKAJIAN
Tanggal 27 November 2010 jam 16.00 WIB
A. Data
Subjektif
1. Biodata
a. Identitas
anak
Nama : by. I
Anak ke : I
Umur : 3 hari
Tanggal lahir : 24
November 2010
Jenis kelamin : laki - laki
Tanggal MRS : 24 November 2010
Berat badan : 1800 gram
b. Identitas
orang tua
Nama ibu : Ny. I Nama
suami : Tn. M
Umur : 21 th Umur : 26 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa/Indonesia Suku
bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : - Penghasilan : tani
Penghasilan :- Penghasilan :Rp. 800.000,00
Alamat : Ds. Tapelan RT 4 RW 2 Kec. Kapas
2. Riwayat
kesehatan
a. Keluhan
utama
Ibu mengatakan bayinya kecil dan
setelah bayinya lahir langsung dibawa ke ruang bayi.
b. Riwayat
penyakit sekarang
Ibu mengatakan bayinya kecil saat
lahir dan tidak menangis dengan kuat sehingga langsung dibawa ke ruang bayi.
c. Riwayat
penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya
tidak ada yang menderita penyakit kronis, menular, bawaan dan keturunan serta
terdapat riwayat keturunan kembar.
d. Kesehatan
lingkungan
Keadaan tempat tinggal bersih,
ventilasi cukup, kebutuhan air bersih tercukupi dari sumur. Pembuangan limbah
rumah tangga pada tempatnya, dan daerah sekitar tempat tinggal agak kumuh
e. Riwyat
antenatal, natal dan postnatal
1) Riwayat
antenatal
Selama hamil ibu pasien tidak
pernah menderita penyakit kronis, menular, bawaan serta keturunan. Nutrisi ibu
selama hamil tercukupi dengan baik. Periksa kehamilan ke bidan 8 kali. Ibu
pasien mendapat imunisasi TT 2 kali, tablet Fe, Iodium, Kalsium dan melakukan
pemeriksaan USG janinnya kembar.
2) Riwayat
natal
Usia kehamilan 37 minggu. Dilakukan
operasi sectio caesaria. Berat badan lahir 1900 gram. Panjang badan 46 cm.
waktu lahir tidak langsung menangis. Lingkar kepala 32 cm. lingkar dada 30 cm.
3) Riwayat
postnatal
Keadaan bayi lemah, tidak aktif
bergerak. Kulit merah muda, tubuh bulat, lanugo menghilang diseluruh tubuh,
lemak subkutan berkurang.
f. Riwayat
imunisasi
Ibu mengatakan bayinya belum
mendapat imunisasi
g. Keadaan
gizi
Pemberian makanan ( ASI 2,5 cc )
melalui sonde setiap 2 jam sekali
h. Riwayat
pertumbuhan dan perkembangan
1) Riwayat
pertumbuhan
BB : 1800 gram
PB : 46 cm
2) Riwayat
perkembangan
Bayi kecil
Pergerakan kurang dan masih lemah
Bayi lebih banyak tidur daripada
bangun
i.
Pola kebiasaan sehari –
hari
Pola nutrisi : bayi hanya diberi ASI melalui sonde
Pola eliminasi : BAB 1 kali sehari, konsistensi
cair, BAK 2 – 3 kali
sehari warna kuning jernih dan urin keluar
sedikit
Pola tidur : ± 10 jam pada malam hari dan ± 5 jam pada siang
hari
Pola kebersihan : ganti popok setiap kali BAB dan BAK,
kebersihan
tubuh dan
tali pusat dilakukan 2 kali sehari
j.
Latar belakang sosial
budaya
Tidak ada pantangan makanan pada
ibu dan bayi
B. Data
Objektif
1. Pemeriksaan
umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : letargi
Berat badan : 1800 gram
Panjang badan :
46 cm
2. Tanda
– tanda vital
Suhu : 36˚C
Respirasi : 100 x / mnt
Nadi : 130 x / mnt
3. Pemeriksaan
fisik
Kepala : tidak ada kelainan, tidak ada
benjolan pada kepala, rambut
lanugo masih banyak, batas dahi dan rambut
kepala tidak jelas
Wajah : pucat, sianosis
Mata : sklera tidak ikterus
Hidung : tidak ada pengeluaran secret,
bersih adanya gerak cuping
hidung
Mulut : sianosis, reflek menghisap masih lemah
Telinga : tulang rawan daun telinga belum
sempurna pertumbuhannya
sehingga seolah –
olah tidak teraba, tidaka ada pengeluaran
sekret
Leher : tidak da pembesaran kelenjar tyroid
Dada : terdapat retraksi
interkostal, payudara areola datar, jaringan
kelenjar mammae masih kurang akibat
pertumbuhan otot dan
jaringan lemak
masih kurang
Perut : penonjolan abdomen,
pengeluaran mekonium terjadi dalam
waktu 24 jam
Kulit : berwarna merah kekuningan,
sianosis, sedikit kaseosa dengan
rambut lanugo disekitar tubuh, kulit tampak
transparan, halus
dan mengkilap, kuku pendek belum melewati
ujung jari
Genetalia : pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang, testis belum turun
kedalam skrotum
Anus : ada
Ekstremitas : gerakan lemah, tidak aktif, tremor (
gemetar ), kulit mengkilap
telapak kaki halus, warna sianosis
C. ANALISA
DATA
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
||||
1.
2.
3.
4.
5.
|
Ds : ibu mengatakan bayinya kecil
Do : lahir premature
BBLR, BB 1800 gram
RR
100 x / mnt
Pernapasan cuping hidung
Ds : -
Do : tubuh bayi teraba dingin
BBLR
Suhu
36˚C
Nadi
130 x / mnt
Tonus otot lemah
Denyut jantung bayi turun
Ds : -
Do : lahir premature BBLR
Bayi
lemah
Bayi
tidak memiliki
reflek menghisap
otot
– otot abdomen lemah
Ds : -
Do : reflek menyusu dan
menelan lemah
kulit, bibir dan lidah
warna kulit pucat dan
sianosis
Ds : -
Do : kulit tipis dan merah
Sesak napas
Merintih
Menangis
lemah
Susah minum ASI
|
Premature
Penurunan
jumlah alveoli definisi kadar surfaktan, kapiler dalam paru mudah pecah dan
tidak teratur
Kurang sempurna system pernafasan
Apneu
Premature
tipis dan
kurang
Suhu
turun
Hipotermia
Premature
Reflek menyusu dan
menelan masih lemah
Kurangnya simpanan
glikogen zat besi dan kalsium yang tidak tercukupi
Gangguan nutrisi
Fungsi
ginjal yang imatur
Reflek
menyusu dan menelan masih lemah
Bayi
dalam incubator, kulit tipis
Mengalami
pemanasan radian dan pengeluaran cairan melalui kulit dan paru – paru
Kekurangan cairan
dan elektrolit
Cadangan
imunologi maternal menurun
Kemampuan
membentuk antibody rusak
System
integument rusak
Resiko infeksi
|
Resiko tinggi gawat pernapasan
Resiko hipotermi
Gangguan nutrisi
Daya tahan tubuh berkurang
Resiko terjadinya infeksi
|
D. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Gangguan
tinggi gawat pernapasan yang berhubungan dengan ketidakmatangan paru karena
produksi surfakatan
2. Resiko
tinggi hipoteermi yang berhubungan dengan prematuritas perubahan suhu
lingkungan
3. Resiko
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang berhubungan dengan simpanan glikogen,
zat besi dan kalsium yang tidak cukup
4. Kurangnya
volume cairan yang berhubungan dengan pengeluaran yang disebabkan oleh
imaturitas, pemanas radian / pengeluaran melalui kulit paru
5. Resiko
tinggi infeksi yang berhubungan dengan kurang kekebalan tubuh dan kemungkinan
infeksi silang dari ibu / staf perawat.
E. RENCANA
KEPERAWATAN
Tgl / jam
|
Diagnose
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
27/11
‘10
Jam 17.00 WIB
|
Gangguan tinggi gawat pernapasan yang berhubungan
dengan ketidakmatangan paru karena produksi surfaktan kurang
|
Menjaga dan memaksimalkan fungsi paru
|
1.
Kumpulkan
data penilaian yang berkaitan dengan kegawatan pernapasan :
ü Riwayat ibu selama
kehamilan
ü Kondisi BBL, nilai
APGAR, resusitasi
ü Pernapasan.
Frekuensi, takipneu dengan angka lebih dari 60
2.
Waspadai
episode apneu yang berlangsung lebih dari 20 detik, catat hal berikut :
ü Letargi, posisi dan
aktivitas sebelum dan sesudah episode apneu
ü Suhu dan sianosis
ü Pembalikan nafas
yang spontan
3.
Memberi
dan memantau bantuan pernafasan sebagai berikut :
ü Berikan O2 yang
hangat dan sudah diatur
ü Dengan hati – hati
hisap lender dari mulut selama kurang dari 5 menit
ü Jaga suhu lingkungan
yang netral
4.
Pantau
kajian analisa gas darah
|
1.
Memantau
perkembangan pernapasan
2.
Memantau
tanda – tanda tidak efektifitas pola pernafasan
3.
Mencegah
terjadinya apneu
4.
Mengetahui
asidosis pernafasan dan metabolisme
|
1.Mengumpulkan data
penilaian yang berkaitan dengan kegawatan pernapasan
ü Riwayat ibu selama
kehamilan
ü Kondisi BBL, nilai
APGAR 3 – 4, resusitasi
ü Pernapasan,
frekuensi, takipneu dengan angka lebih dari 60 x / mnt
2.Mewaspadai episode
apneu yang berlangsung lebih dari 20 detik, catat hal berikut :
ü Letargi, posisi dan
aktivitas sebelum dan sesudah episode apneu
ü Suhu dan sianosis
ü Pembalikan nafas
yang spontan
3.Memberi dan memantau
bantuan pernapasan
ü Berikan O2 yang
hangat dan sudah diatur
ü Dengan hati – hati
hisap lendir dari mulut selama kurang dari 5 menit
ü Jaga suhu lingkungan
yang netral
4.Memantau kajian
analisa gas darah
|
Tanggal 28 April 2010
Jam 15.00 WIB
S : -
O : - dilakukan
pemasangan O2
-
Dilakukan
retensi setiap 2 jam sekali
-
Suhu
dalam incubator 33,4˚C
A :
rencana belum
berhasil
P :
rencana no. 2 dan 3
dilanjutkan
|
27/ 11
‘10
Jam 19.00 WIB
|
Resiko tinggi hipotermi yang berhubungan dengan
prematuritas perubahan suhu lingkungan
|
Menjaga suhu lingkungan netral
|
1.
Jaga
temperature ruangan perawatan 25˚C
2.
Ukuran
suhu, rectal bayi terlebih dahulu, baru kemudian suhu aksila setiap 2 jam
sekali bila diperlukan
3.
Tempatkan
bayi dibawah penghangat / incubator
4.
Jaga
bayi agar kulitnya tetap kering dan menjaga agar kepala bayi tertutup
|
1.
Suhu
ruangan dapat berpengaruh terhadap suhu bayi
2.
Memperoleh
keakuratan suhu tubuh
3.
Pengantaran
panas
4.
Kepala
merupakan area permukaan paling luas sehingga proses kehilangan panasnya
cepat
|
1.Menjaga temperature
ruangan perawatan 25˚C
2.Ukuran suhu rectal
bayi terlebih dahulu baru kemudian suhu aksila setiap 2 jam sekali bila
diperlukan
3.Tempatkan bayi
dibawah penghangat / incubator
4.Jaga bayi agar
kulitnya tetap kering dan menjaga agar kepala bayi tertutup
|
Tanggal 29 April 2010
Jam 21.00 WIB
S : -
O : bayi berada dalam
Incubator
Suhu
bayi 37˚C
A : rencana berhasil
P : rencana no. 3 dan 4
dilanjutkan
|
27/11
‘10
Jam 20.00 WIB
|
Resiko gangguan pemenuhan nutrisi yang berhubungan
dengan simpanan glikogen, zat besi dan kalsium yang tidak cukup
|
Meningkatkan dan menjaga asupan kalori dan status
gizi bayi
|
1.
Awasi
reflek hisap dan kemampuan menetak bayi
2.
Awasi
dan hitung kebutuhan kalori bayi
3.
Mulai
pemberian ASI / susu botol 2 – 6 jam setelah lahir, mulai dengan 2 – 5 ml
setiap pemberian dengan interval 2 jam, pemberian ditambah bila bayi
menunjukkan toleransi yang baik
4.
Timbang
bayi setiap hari
5.
Siapkan
dekstrose 5%
|
1.
Bayi
premature mempunyai kemampuan menghisap dan menelan bervariasi
2.
Memantau
pemenuhan kalori adekuat
3.
Untuk
pemenuhan kebutuhan nutrisi
4.
Untuk
menentukan asupan yang tepat / kebutuhan peningkatan asupan
5.
Persiapan
pemenuhan nutrisi secara parenteral
|
1.Mengawasi reflek
hisap dan kemampuan menelan bayi
2.Mengawasi dan
menghitung kebutuhan kalori bayi
3.Mulai pemberian ASI
/ susu botol 2 – 6 jam setelah lahir, mulai dengan 2,5 ml setiap pemberian
dengan interval 2 jam pemberian ditambah bila bayi menunjukkan toleransi yang
baik
4.Menimbang bayi
setiap hari
5.Menyiapkan dekstrose
5%
|
Tanggal 30 April 2010
Jam 22.00 WIB
S : -
O : - pemberian PASI
/ ASI 7,5 cc tiap 2
Jam
- BB
1800 gram
A : rencana belum
Berhasil
P : rencana no.3, 4 dan
5
dilanjutkan
|
27/11
‘10
Jam 20.00 WIB
|
Kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan
pengeluaran yang disebabkan oleh imaturitas, pemanas radian / pengeluaran
melalui kulit paru
|
Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
|
1.
Awasi
dan hitunglah cairan bayi
2.
Timbang
bayi setiap hari
3.
Pantau
dan catat asupan dan pengeluaran cairan setiap jam
4.
Jaga
suhu tubuh lingkungan netral
5.
Kaji
bayi dari tanda yang mengindikasikan meningkatnya kebutuhan cairan
|
1.
Pemenuhan
kebutuhan cairan secara tepat
2.
Menjaga
catatan asupan cairan harian sesuai denagn pola asupan
3.
Memantau
keseimbangan input maupun output
4.
Menghindari
kemungkinan kehilangan cairan
5.
Mengantisipasi
syok hipovolemik / dehidrasi
|
1.Mengawasi dan
menghitung cairan bayi
2.Menimbang bayi
setiap hari
3.Memantau dan
mencatat asupan dan pengeluaran cairan setiap jam
4.Menjaga suhu tubuh
lingkungan netral
5.mengkaji bayi dari
tanda yang mengindikasikan meningkatnya kebutuhan cairan
|
Tanggal 30 April 2010
Jam 14.00 WIB
S : -
O : BB 1800 gr
A : rencana belum
berhasil
P : lanjutkan rencana
2, 3, 4
|
27/11
‘10
Jam 20.30 WIB
|
Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan
kurang kekebalan tubuh dan kemungkinan infeksi silang dari ibu / staf perawat
|
Tidak terjadi infeksi
|
1.
kaji
adanya fluktuasi suhu tubuh, letargi, apneu, malas minum, gelisah, ikterus
2.
kaji
riwayat ibu, kondisi bayi selama kehamilan dan epidemic infeksi diruang
keperawatan
3.
ambil
sampel darah
4.
upayakan
pencegahan infeksi dari lingkungan, cuci tangan sebelum dan sesudah memegang
bayi, isolasi bayi bila perlu, lakukan prosedur tindakansecara steril, cegah
kotak dengan orang tua yang menderita penyakit infeksi
|
1.
memantau
terjadinya penurunan imunitas
2.
memberi
tindakan pencegahan infeksi sedini mungkin
3.
menegakkan
diagnose
4. lingkungan dan
asuhan yang bersih dan steril memberikan penceghan infeksi
|
1.mengkaji adanya
fluktuasi suhu tubuh, letargi, apneu, malas minum, gelisah, ikterus
2.mengkaji riwayat
ibu, kondisi bayi selama kehamilan dan epidemic infeksi diruang perawatan
3.mengambil sampel
darah
4.mengupayakan
pencegahan infeksi dan lingkungan, cuci tangan sebelum dan sesudah memegang
bayi bila perlu lakukan prosedur tindakan secara steril, cegah kontak dengan
orang tua yang menderita penyakit infeksi
|
Tanggal 30 April 2010
Jam 18.00 WIB
S : -
O :suhu 37˚C
Bayi
letargi
Bayi
tidak ikterus
A : rencana belum berhasil
P: lanjutkan rencana no 1,2 dan 4
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar