Be Your Smile everyday!!!

Be Your Smile everyday!!!

Rabu, 14 Maret 2012

ASUHAN KEBIDANAN PADA MIOMA UTERI


LANDASAN TEORI
MIOMA UTERI

I.    PENGERTIAN
Mioma Uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya, oleh karena itu dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid.( Sarwono, 2008 : 891 )
Mioma Uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak karena otot rahimnya dominan.(Manuaba, 1998 : 409 )
II.    ETIOLOGI
Para ilmuwan menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak di dapati dari pada miometrium. Mioma uteri lebih sering di dapati pada wanita nulipara. Faktor keturunan juga memegang peranan penting.( Kapita Selekta Kedokteran, 2001 :387)
III.    PATOLOGI
Berdasarkan teori genitoblast ( sel nesit) Meyer dan De snoo, dan rangsangan terus menerus setiap bulan dari estrogen, maka pertumbuhan mioma uteri terjadi:
1.    Berlapis seperti berambang
2.    Lokalisasi bervariasi
a.    Sub serosa
-    Di bawah lapisan peritoneum
-    Dapat bertangkai dan melayang dalam kavum (ruangan) abdomen
b.    Intramural
Di dalam otot rahim dapat besar, padat dan lunak
c.    Submukosa
-    Di bawah lapisan dalam rahim
-    Memperluas permukaan ruangan rahim
-    Bertangkai dan dapat di keluarkan melalui kanalis servikalis
d.    Servikal mioma
Tumbuh di daerah serviks uteri.( Manuaba, 1998 : 410 )


IV.    TANDA DAN GEJALA
1.    Tumor massa di perut bawah
2.    Perdarahan (biasanya dalam bentuk menorrhagi)
3.    Nyeri
Gejala ini tidak khas untuk mioma, walaupun sering terjadi keluhan, yang sering di utarakan adalah rasa berat dan disminorrhea
Pada mioma yang sangat besar, rasa nyeri dapat disebabkan karena tekanan terhadap urat syaraf dan menjalar ke pinggang dan tungkai bawah
4.    Akibat tekanan
Bila menekan kandung kencing, akan menimbulkan kerentanan kandung kencing (bladder irritability), polikasuria dan disuria
Gejala sekunder :
-    Anemia
-    Lemah
-    Pusing
-    Sesak nafas
-    Erythrocytosis pada mioma besar.( Obsgyn,1998 :158 )
-   
V.    DIAGNOSIS
1.    Memperkirakan kemungkinan mioma uteri dengan memperhatikan gejala klinik yaitu terdapat perdarahan menstruasi yang tidak normal, terdapat gangguan miksi atau BAB dan terasa nyeri saat menstruasi
2.    Palpasi abdomen
Kadang-kadang adanya mioma dapat juga dengan pemeriksaan palpasi sebagai tumor yang keras, bentuk tidak teratur, gerakan bebas tak sakit
3.    Pemeriksaan bimanual
Tumor pada uterus yang umumnya terletak di garis tengah ataupun agak ke samping, seringkali teraba berbenjol-benjol
4.    Pemeriksaan dengan uterus sonde
Kavum Uteri menjadi luas
5.    Pemeriksaan USG
    ( Manuaba, 1998 : 411 )

VI.    DIAGNOSIS BANDING
1.    Kehamilan
2.    Inversio Uteri
3.    Adenomiosis
4.    Koriokarsinoma
5.    Karsino korpus uteri
6.    Kista ovarium
7.    Sarkoma uteri.( Kapita Selekta Kedokteran, 2001 : 387)

VII.     KOMPLIKASI
1.    Degenerasi ganas
Mioma uteri  yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma, serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru di temukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat.
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause
2.    Torsi ( putaran tangkai )
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbil gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis
Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi.
Hal ini hendaknya di bedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum. Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah padanya, misalnya terjadi pada mioma yang di lahirkan hingga perdarahan berupa metrorraghia atau menorraghia di sertai leukorea dan gangguan-gangguan yang di sebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri.( Sarwono, 2005 : 340-341)

VIII.    PENATALAKSANAAN
1.    Konservatif dengan pemeriksaan periodik
Tidak semua mioma uteri memerlukan tindakan bedah, 55% dari semua mioma uteri tidak memerlukan suatu pengobatan dalam bentuk apapun, terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan. Walaupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan 3-6 bulan. Dalam menopause dapat berhenti pertumbuhannya atau lisut.( Sarwono, 2005 : 344 )


2.    Pengobatan Operatif
-    Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus, miomektomi dilakukan bila masih di inginkan keturunan
-    Hysterektomi
Dilakukan pada mioma yang besar dan multiple
Pada wanita sebaiknya di tinggalkan satu atau kedua ovarium maksutnya untuk menjaga agar jangan terjadi menopause sebelum waktunya.
-    Hysterektomi perabdominal
Akhir ini jarang di lakukan karena uterus harus lebih kecil dari telur angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya
-    Hysterektomi subvaginal
Hanya di lakukan bila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus keseluruhan
3.    Radioterapi
    Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause
    Ini hanya dikerjakan kalau terdapat kontraindikasi untuk tindakan operatif
    Hanya dikerjakan bila tidak ada keganasan pada uterus
    Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan
    Bukan jenis submukosa
    Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum
             Jenis radioterapi :
    Radium dalam cavum uteri
    X-ray pada ovarium (castrasi). ( Sarwono, 2005 : 345 )










 DAFTAR PUSTAKA

-    Fakultas Kedokteran. 1998. “Obstetri dan Gynekologi”. Bandung : Elstar Offset

-    Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pedidikan Bidan”. Jakarta : EGC.

-    Masjoer, A. 2001. ”Kapita Selekta Kedokteran” . Jakarta : Media Aesculapius

-    Sarwono, P. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP
-    Sarwono, P. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “P”
P3003 DENGAN MIOMA UTERI PRO LAPAROTOMI


PENGKAJIAN
Tanggal : 27 November 2010                 Jam: 07.30 WIB
I.    PENGUMPULAN DATA
A.    Data Subyektif
1.    Biodata    
Nama Istri 
Umur    
Agama    
Suku/Bangsa
Pendidikan    
Pekerjaan    
Penghasilan         : Ny. P
: 55 tahun
: Islam
: Jawa/Indonesia
: SD
: -
: -    Nama Suami
Umur    
Agama    
Suku/Bangsa
Pendidikan    
Pekerjaan    
Penghasilan         : Tn. R
: 60 tahun
: Islam
: Jawa/Indonesia
: SD
: Tani
: Rp. 2.000.000,-/3 bln
Alamat    : Desa Dangilo RT. 13 RW. 3 Kedewan
2.    Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa ada benjolan dan keluar darah sejak 6 bulan yang lalu
3.    Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan pernah menderita penyakit darah tinggi, tidak pernah menderita penyakit kencing manis, paru-paru, serta tidak pernah menjalani operasi.
4.    Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan mempunyai 3 anak, anak terkecil usia 33 tahun, merasakan ada benjolan pada perutnya  dan mengeluarkan darah dengan konsitensi cair, warna kuning kecoklatan jumlah + 20 cc / hari, bau + sejak 6 bulan yang lalu perut terasa kemeng sejak + 1 tahun yang lalu, bulan Januari periksa ke Dr. Faisal SpOG ( Cepu ) dengan dx mioma uteri + anemi gravis ( Hb : 3,2 gr %). Tanggal 20-24 April 2010 MRS di RSUD Bojonegoro di lakukan transfusi PRC V kolf, tanggal 26 April di suruh kembali untuk MRS, Tanggal 27 April pro laparotomi
5.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya ada yang pernah menderita penyakit darah tinggi, tidak pernah menderita penyakit kencing manis, paru-paru, serta tidak pernah menjalani operasi.
6.    Riwayat Haid
Menarche     :     12 tahun
Siklus haid    :    teratur, 26-30 hari
Lama     :     5-7 hari
Karakteristik    :    cair, warna merah kehitaman, ganti pembalut 2 x/hari
Dismenorhea     :     ya,hari pertama haid
Disfungsi blooding    :    tidak ada
Flour albus     :     cair agak bergumpal, warna kuning kecoklatan, bau +, jumlah 1 softek per hari
HPHT     :     + 3 tahun yang lalu
7.    Riwayat Perkawinan
Menikah     : 1 kali
Lama menikah     : 13 tahun  
Usia menikah     : 42 tahun
8.    Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
No    Usia hamil    Cara partus     Penolong     Tempat persalinan     Keadaan bayi     Jenis kelamin     BB    Usia Sekarang     Uri     Nifas
1.    9 bulan    Spt    dukun    rumah    hidup    Lk    -    41    L    taa
2    9 bulan    Spt    dukun    rumah    hidup    Lk    -    36    L    taa
3    9 bulan    Spt    dukun    rumah    hidup    Lk    -    33    L    taa
                                       
9.    Riwayat KB 
Ibu mengatakan pernah mengikuti KB aidi selama 5 tahun.
10.    Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola     Sebelum di RS     Selama di RS
Nutrisi




Eliminasi



Istirahat

Kebersihan


Aktivitas

Kebiasaan



Seksual
Rekreasi     Makan 3 x/hr, porsi 1 piring  terdiri dari 2 entong nasi, 2 potong tahu tempe, 1 mangkok sayur, minum air putih 6-7 gls/hr
BAB : 1 x/hari ( lembek, warna kecoklatan, bau khas )
BAK : 3-4 x/hari ( warna kuning jernih, bau khas )
Tidur siang : + 3 jam/hari
Tidur malam : + 8 jam/hari
Mandi, gosok gigi 2x/hari, ganti pakaian 1x/hari, keramas 3 x/minggu
Menyapu, mencuci baju, memasak
Tidak merokok, tidak minum-minuman yang mengandung alkohol dan tidak ketergantungan obat
1 x/bulan
Nonton TV     Ibu masih puasa




BAB : selama di RS ibu sudah BAB 1 kali
BAK : terpasang dowerkateter ( 100 cc )
Tidur siang : + 1 jam
Tidur malam : + 8 jam
Mandi, ganti baju 1 kali


Berbaring di tempat tidur

Tidak merokok, tidak minum-minuman yang mengandung alkohol dan tidak ketergantungan obat
-
Dukungan dari keluarga

11.    Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami, keluarga pasien serta perawat baik
12.    Latar Belakang Sosial Budaya
Ibu mengatakan minum air putih yang telah di bacakan doa-doa dari dukun
13.    Data Spiritual
Ibu mengatakan hanya berdo’a agar sakitnya segera sembuh
14.    Pengetahuan
Ibu mengatakan baru mengetahui tentang penyakitnya ini dari dokter kandungan


B.    DATA OBYEKTIF
1.    Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum  :    Baik
Kesadaran     :    Composmentis
TB     :    153 cm
BB     :    50 kg
Lila     :    25 cm
Tanda-tanda vital
Tekanan darah     :    160/100 mmHg
Nadi     :    86 x/menit
Suhu    :    365 oC
Pernafasan     : 20 x/menit
2.    Pemeriksaan Khusus
a.    Inspeksi
Rambut    :    hitam, bersih, tidak mudah rontok
Kepala     :    bersih, tidak berketombe
Muka     :    tidak odem, tidak ada chloasma gravidarum
Mata     :    simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
Telinga    :    bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik
Hidung     :     bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut    :    bersih, tidak ada caries dentis
Leher     :    tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada    :    payudara simetris, pernafasan teratur
Perut    :    membesar, tidak ada luka bekas operasi
Anus     :    tidak ada hemoroid
Ekstremitas     :    kedua ekstremitas tidak odem
b.    Palpasi
Leher     :    tidak ada pembesaran vena jugularis
Dada     :    tidak teraba masa
Perut     :    teraba bulat sebesar hamil 4 bulan, batas jelas
Ekstremitas    :    kedua ekstremitas tidak odem
c.    Pemeriksaan penunjang
Kadar Hb tgl 27 April 2010 : 12,4 gr%
Pemeriksaan golongan darah : O
Kesimpulan :
-    Ibu P3003 dengan mioma uteri pro laparotomi

II.    IDENTIFIKASI MASALAH
Dx    :     P3003 dengan mioma uteri pro laparotomi
Ds     :    Ibu mengatakan perutnya terasa ada benjolan dan keluar keputihan sejak 6 bulan yang lalu
Do :     Pemeriksaan umum
TB/BB    :    153 cm / 50 kg   
Lila     :    25 cm
TD     :     160 / 100 mmHg
N     :    86 x/mnt
S     : 365 oC
RR    :    20 x/mnt
Perut : membesar, tidak ada luka bekas operasi
    Teraba bulat sebesar hamil 6 bulan, batas jelas
Hb sahli : 12,4 gr %


III.    ANTIPASI MASALAH POTENSIAL
-

IV.    IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Kolaborasi dengan tim medis untuk melakukan laparotomi


V.    INTERVENSI
1.    Lakukan pendekatan pada ibu dan jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
Rasional :    agar ibu kooperatif dan mengetahui keadannya
2.    Lakukan observasi TTV
Rasional :    untuk memantau kondisi ibu
3.    Anjurkan pada ibu untuk tetap berpuasa
Rasional :    untuk persiapan operasi
4.    Lakukan observasi cairan infus dan eliminasi pada DC
Rasional :    untuk memantau kondisi ibu
5.    Berikan dukungan psikologis untuk persiapan operasi
Rasional :    agar ibu siap menjalani operasi

VI.    IMPLEMENTASI
   
1.    Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu mempunyai penyakit tumor kandungan sehingga memerlukan tindakan operasi untuk menanganinya, ibu tidak perlu cemas karena akan di tangani oleh ahlinya
2.    Melakukan observasi TTV, tanggal 27 april 2010 jam 08.00 WIB TD: 160/100 mmHg, N: 86 x/m, S 365 0C, RR : 20 x/m
3.    Mengingatkan pada ibu untuk tetap berpuasa untuk persiapan menjalani operasi
4.    Memantau cairan infus yaitu  terpasang NaCl 30 tpm, eliminasi urin pada DC yaitu 100 cc warna kuning jernih
5.    Memberikan dukungan psikologis pada ibu untuk persiapan menjalani operasi, hari ini jam 12.00 WIB
VII.    EVALUASI
Tanggal : 27 November 2010             Jam : 08.10 WIB
1.    Ibu mengerti tentang keadaannya
2.    Ibu mengatakan masih berpuasa
3.    Ibu sudah siap untuk di lakukan operasi

Selasa, 13 Maret 2012



KESETIAAN BUAH APEL

Dahulu ada sebatang pohon apel yang amat besar, seorang anak laki – laki, setiap hari begitu gemar bermain – main disekitar pohon apel itu. Dia panjat, dia petik buahnya, dan makan sepuas hatinya. Terkadang di beristirahat sampai terlelap dibawah pohon itu. Anak laki- laki itu sangat menyanyangi tempat perminannya. Pohon apel pun juga menyukai anak tersebut.
Waktu terus bejalan. Anak laki – laki itu menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan waktunya untuk bermain disekitar pohon apel tersebut. Suatu hari, dia datang ke pohon apel tersebutdengan wajah sedih. “Marilah main – main disekitarku “, ajak pohon apel tersebut. “Aku bukan anak – anak lagi, aku tak mau bermain denganmu, aku hanya butuh uang untuk membeli permainan”, jawab remaja itu.
 “Petiklah buah apel yang ada padaku, untuk kau jual dan kau buat untuk membeli permainan”, jawab pohon apel itu.
 
  

Remaja itu dengan gembira memetik semua apel dipohon itu, dan dia langsung pergi setelah mendapat apel itu.
Pohon apel pun sedih karena anak itu tak pernah kembali setelah itu.
Waktu berlalu, suatu hari remaja itu datang kembali, dia semakin terlihat dewasa, pohon apel pun senang.
“Marilah main – main disekitarku”, ajak pohon apel itu. “Aku tidak punya waktu untuk bermain, aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membuat rumah, maukah kau menolongku”, tanya anak itu.
“Maafkan aku, aku tidak punya rumah tapi kau boleh memotong dahan – dahanku yang besar ini untuk kau buat rumah”, jawab pohon apel. Lalu remaja itu langsung memotong  semua dahan pohon apel itu, dan ia lagsung pergi dengan gembiranya tapi pohon apel sedih karena anak laki – laki itu tak pernah kembali.
Suatu hari udara cukup panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel itu, dia sebenarnya adalah anak laki- laki yang pernah bermain dengan pohon apel. “Marilah main – main disekitarku”, ajak pohon apel itu.


“Maafkan aku, aku bukan anak laki – laki yang suka bermain – main, aku sdah dewasa, aku bercita – cita untuk berlayar. Namun aku tak mempunyai kapal. Maukah kau menolongku”, tanya anak itu.
“Aku tidak mempunyai kapal tetapi kau boleh memotong batang pohon ini untuk kau jadikan kapal dan kau dapat pergi berlayar dengan gembira”, kata pohon apel. Lelaki itu merasa amat sangat gembira dan menebang batang pohon apel itu. Lalu laki – laki itu pergi dan tak lama kembali.
Suatu hari, seorang lelaki tua datang menuju pohon apel itu, dia anak yang pernah main – main diekitar pohon apel itu. “Maafkan aku, aku tak punya apa – apa lagi yang ku bisa berikan kepadamu, semuanya sudah kau ambil, tinggal ada tanggul dengan akar yang hampir mati”. Kata pohon apel dengan nada pilu.
“Aku tak mau apa – apa. Aku sudah tua,aku hanya ingin beristirahat”, jawab lelaki itu. Jika begitu beristirahatlah diperduku ini, lalu lelaki tua itu duduk dan beristirahat diperdu pohon apel tersebut. Mereka berdua menangis bergembira.

 Sebenarnya yang dimaksud cerita ini adalah kedua orang tua kita, Ketika kita masih anak – anak kita suka bermain dengan mereka. Saat meningkat remaja kita membutuhkan bantuan kedua orang tua untuk meraih cita – cita. Lalu kita meninggalkan mereka , dan hanya kembali untuk meminta bantuannya apabila di dalam kesusahan. Namun begitu, kedua orang tua kitatetap menolong dan melakukan apa saja asalakn kita bahagia. Jadi, hormatilah kedua orang tua kita, sayangilah mereka dan bahagiakanlah mereka. Jangan hanya datang saat kita membutuhkan saja.

@ Selesai @
  

BOUNDING ATTACHMENT


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mengingat pentingnya ASI dan keterikatan kasih sayang (Bounding Attechment) antara ibu dan anak, dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat dengan hal tersebut, maka didalam makalah ini akan dibahas tentang ASI dan bagaimana cara mewujudkan kasih sayang tersebut. Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada didalam kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan IMD (inisiasi menyusu dini), dari hal tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan begitu besar juga sangat bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang bisa berawal dari sebuah sentuhan,dan dekapan ibu kepada anaknya disaat dilakukan IMD.
B. RUMUSAN MASALAH
Karena kurangnya pengetahuan ibu atau masyarakat tentang pentingnya ASI bagi bayi dan perlunya dilakukan sedini mungkin agar bisa terwujud sutu keterikatan kasih sayang antara ibu dan anak.
Ada beberapa permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini, yaitu :
1.      Apa pengertian Bounding Attechment?
2.      Apa pengertian IMD(inisiasi menyusu dini)?
3.      Bagaimana cara mewujudkan Bounding Attechment?
4.      Apa saja faktor yang mempengaruhi Bounding Attechment dan faktor yang mendukung dilakukannya IMD?
5.      bagaimana proses Bounding Attechmen dan IMD serta apa manfaat dari IMD?
C. TUJUAN
  1. Tujuan Umum
Tujuan umumnya adalah agar ibu nifas atau menyusui mengerti dan bisa melakukan IMD dengan cara yang benar sehingga bisa terwujudnya Bounding Attechment antara ibu dan anak.
  1. Tujuan khusus
  2. Mengetahui pengertian Bounding Attechment
  3. Mengetahui pengertian inisiasi menyusu dini
  4. Mengetahui cara mewujudkan Bounding Attechment
  5. Mengetahui factor yang mempengaruhi Bounding Attechment dan faktor yang mendukung IMD
  6. Mengetahui proses terjadinya Bounding Attechment dan IMD, serta manfaat dari IMD
    1. D. MANFAAT
Penulisan laporan ini dapat diharapkan dapat memberikan manfaat pada petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan informasi-informasi mengenai Bounding Attachment dan IMD (inisiasi menyusui dini).
Adapun manfaat itu antara lain :
  1. Ibu nifas atau menyusui mengetahui cara atau tehnik untuk melakukan IMD dan mewujudkan Bounding Attechment
  2. Ibu nifas atau menyusui  mengerti akan manfaat dari IMD dan Bounding Attecment.
BAB II
PEMBAHASAN
  1. PENGERTIAN IMD (INISIASI MENYUSUI DINI)
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah lahiran. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam.
Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Berikut informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dapat mendorong Anda untuk melakukan IMD sesaat setelah bayi Anda dilahirkan:
  1. Percayalah bayi dapat melakukan ini sendiri. Sebenarnya, ada kodrat alami seorang bayi untuk menyusu dari ibu bahkan saat dia baru lahir. Jadi Anda tidak perlu terlalu mengkuatirkan bayi Anda.
Ini merupakan tahap awal yang sangat baik bila Anda ingin memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama. Bayi akan menyukai ASI dan ibu tidak akan kekurangan untuk memberikannya. IMD juga mengurangi rasa nyeri saat harus menyusui.
  1. Jangan kuatir bayi Anda kedinginan karena tanpa pakaian apapun harus dibiarkan selama kurang lebih 1 jam untuk mencari puting susu ibu. Karena kulit ibu dapat menghangatkan bayi secara sempurna. Bila bayi merasa kedinginan, suhu tubuh ibu akan meningkat 2 derajat Celcius, sedangkan bila bayi kepanasan, kulit ibu akan menyesuaikan dengan menurunkan suhu sebanyak 1 derajat Celcius.
  2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi tingkat kematian bayi yang baru lahir.
  3. Gerakan bayi yang merangkak mencari puting susu dapat menekan rahim dan mengelurkan hormon yang membantu menghentikan pendarahan ibu.
  4. Bila bayi dalam melakukan IMD menangis, jangan cepat-cepat Anda menyerah untuk memberikan ASI. Bayi menangis belum tentu karena merasa lapar. Biarkan bayi Anda menemukan susu sendiri.
  5. Bila persalinan harus melalui proses Cesar, Anda dapat tetap melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% daripada persalinan normal.
  6. IMD membantu meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.
Proses Inisiasi Menyusu Dini :
  1. Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung diletakan di dada si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit bertemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu badan si ibu jadi naik 2 derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu yang akan membawa si bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.
  2. Setelah si bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak-injak perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu. Lama dari proses ini tergantung dari si bayi.
  3. Setelah melakukan gerakan kaki tersebut, bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air ketuban. Dan juga ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, si bayi membantu untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati puting ibu. Ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat-jilat dada si ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada si ibu dari bakteri-bakteri jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi bakteri yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi karena hanya si bayi yang tahu seberapa banyak dia harus membersihkan dada si ibu.
  4. Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu, yang bertujuan untuk kegiatan ini juga tergantung dari si bayi itu.
  5. Terakhir baru mulailah si bayi itu menyusu.
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
  1. Untuk bayi
a. Kehangatan
Christensson et al, (1992) melaporkan bahwa dibandingkan bayi-bayi yang diletakan dalam boks ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat dan stabil.
b. Kenyamanan
Ternyata bayi-bayi yang di lakukan inisiasi dini lebih jarang menangis di bandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.
c. Kualitas perlekatan
Di banding bayi yang dipiosahkan dari ibunya, bayi-bayi yang di lakukan inisiasi dini mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik pada waktu menyusu.
  1. Untuk ibu
pelepasan plasenta yang lebih cepat akan mengurangi resiko terjadinya pendarahan.
Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu
  1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
  2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
  3. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
  4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
  5. Asi yang pertama (colostrums) mengandung beberapa Antibodi yang dapat mencegah infeks pada bayi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
  6. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
  7. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
  8. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena:
    1. Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
    2. Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
    3. Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.

Inisiasi Menyusu Dini Pada Partus Spontan

  1. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar bersalin.
  2. Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak menggunakan obat kimiawi
  3. Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
  4. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di TENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi top
  5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
  6. Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
  7. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING TIDAK SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
  8. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. BERI WAKTU kulit melekat pada kulit 30 MENIT atau 1 JAM lagi.
  9. Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vit K.
10.  RAWAT GABUNG BAYI: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
11.  Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.

Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar

  1. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar operasi atau dikamar pemulihan.
  2. Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk DINILAI, dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix ; kecuali tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat diikat.
  3. Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
  4. Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi.
  5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
  6. Biarkan KULIT Bayi bersentuhan dengan kulit ibu PALING TIDAK selama SATU JAM, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam.
  7. Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dg MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan WAKTU melekat padadada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.
  8. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk erat oleh ibu.Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya.
  9. Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
10.  RAWAT GABUNG: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.

Inisiasi Menyusu Dini Pada Gemelli

  1. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar bersalin.
  2. Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
  3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi. Bayi di TENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
  4. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
  5. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.
  6. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
  7. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua DITENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu. Letakkan kembali bayi pertama didada ibu berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi – bayi dapat diberi topi.
  8. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING TIDAK SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
  9. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. BERI WAKTU 30 MENIT atau 1 JAM lagi kulit melekat pada kulit
10.  RAWAT GABUNG BAYI :Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
PENGERTIAN BOUNDING ATTACHMENT
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:
  1. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
  1. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
  1. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
  1. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
  1. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.
  1. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.
  1. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
  1. Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling dengan segera.
Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :
  1. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
  1. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
  1. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
  1. Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
  1. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.
Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam perkembangan psikologis anak yang baik nantinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :
  1. Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
  2. Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga prihatin yang disebabkan oleh :
- cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak
- kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang bagaimana perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.
- Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan
keberhasilannya sebagai seorang ayah)
- Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis kelamin.
Standardisasi cara mengevaluasi interaksi orang tua – bayi telah dikemukakan oleh Gray dan asosiasinya pada tahun 1975.
Terdiri dari tiga observasi yang dibuat di ruang bersalin selama dan segera setelah bayi lahir dan kembali selama dua samapi tiga hari periode post partum. Nilai 1-4 diberikan dalam setiap observasi dan nilai tersebut dijumlahkan dalam setiap periode. Interaksi yang sangat positif akan memberikan nilai 10 sampai 12 untuk setiap periode. Interaksi sangat negatif akan memberikan skor 3-6. Konseling tindak lajut bagi orang tua dengan skor yang rendah merupakan indikasi untuk mencegah penyalahgunaan akan dan megajarkan cara pengasuhan anak.
  • Respon Orang Tua Terhadap Bayi Yang Baru Lahir
Kelahiran anggota keluarga baru dalam sebuah keluaga merupakan satu hal yuang membawa perubahan terhadap anggota keluarga lainnya. Mereka beradaptasi dan meneysauikan diri terhadap bayi yang baru dilahirkan. Berbagai perasaan dan tingkah laku mengalami perubahan, ada yang makin bahagia dengan kehadiran bayi namun tidak sedikit juga yang mengingkarinya. Sikap dan perasaan anggota keluarga tersebnut akan membawa pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi itu nantinya. Akan tetapi sebelum menghadapi respon terhadap bayi baru lahir, orang tua akan melalui suatu proses untuk menjadi orang tua.
Kelahiran adalah sebua momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara ibu dan bayinya. Pada sat bayi dilahirkan adalah saat yuang sangat menakjubkan bagi seorang ibu ketika ia dapat meliha, memegang dan memebrikan ASI pada bayinya untuk pertama kali. Dana masa tenang setelah melahirkan disat inbu merasarileks, membenrikan peluang idela ujntuk memulai pembentukan ikatan batim. Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak misalnya bayi dapat mencium,. Merasa, mendengar dan melihat. Kulit mereka sangat sensitive terhadapt suhiu dan sentuhan dan slama satu jam pertama setelah melahirkan mereka sangat wasapada dan siap untuk mempelajari duania bnru mereka.
Jika tidak ada komplikasi yang serius stelah bayi lahir dapat langsug diletakkan di atas perut ibu , kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya telah terjadi sejak masa kehamilanndanpada saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat menfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua kepada anak dapat terjadi.
Bonding attachment terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak antar ibu, ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih. Menurut Brazelton (1978). Bonding merupakan suatu ketertarikan mutual pertama antara individu, misalnya antara orang tua dan anak, saat pertama kali mereka bertemu. Attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan aidividu lain. Sedangkan menurut Nelson dan May (1996) attachment merupakan ikatan antara individu meliputi penncurahan perhatian serta adanya hubugna emosi dan fisik yang akrab. Menurut Klaus, kenell (1992), bonding attachment bersifat unik, spesifik, dan bertahan lama. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orang tua terhadap anaknya dapt terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat/
Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan areksi (kasih saying) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir sendangkan attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.Menurut MATERNAL NEONATAL HEALTH.
Bonding attachment adalah kontak dini secara lngsung natara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan postpartum.
Prakondisi yang mempengaruhi ikatan(mercer, 1996), yaitu:
  1. kesehatan emosional orang tua
  2. sistem dukungan social yang meliputi pasangna hidup, teman dan keluarga
  3. suatu tigkat keterampilan alam berkomunikasi dan dalam member asuhan yang kompeten
  4. kedekatan orang tua dengan bayi
  5. kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin)
Tahap-tahap bounding attachment
  1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
  2. Bounding (keterikatan)
  3. Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan indivudu lain
Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan. Elemen-elemen bounding attachment meliputi:
  1. Sentuhan
Sentuhan, atau indera peraba, dipakai seara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru loahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang hampir sama yakni pengasuh memulai eksplorasi jari tangan ke bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh memakai telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan akhirnya memeluk dengan tangannya. Gerakan ini dipakai menenangkan bayi.
  1. Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak wktu utuk salaing memandang. Beberap ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat degan bayinya
  1. Suara
Saling mendenganr dan meresponi suara antara orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sedangkan bayi akan menjadi tenag dan berpaling kea rah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.
  1. Aroma
Perilaku lain yang terjalaina antara orang tua dan bayi ialah respons terhadap aroma / bau masing-masing. Ibu mengetahui setiap anak memiliki aroma yang unik. Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
  1. Entraiment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraaan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikut nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mula berbicara. Irama ini berfungsi member umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
  1. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibuya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan member kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu sat bayi mengembangkan perilaku yang responsive. Hal ini dapat meningkatkan interaksi social dan kesempatan bayi untuk belajar.
  1. Kontak dini
Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting hubungan orang tua-anak. Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini:
  1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
  2. Reflek menghisap dilakukan dini
  3. Pembentuk kekebalan aktif dimulai
  4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak
 Body warmth (kehangatan tubuh)Ø
 Waktu pemberian kasih sayangØ
 Stimulasi hormonalØ
Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment
a. Menit pertama jam pertama
b. Sentuhan orang tua pertama kali
c. Adanya ikatan yang baik dan sistematis
d. Terlibat proses persalinan
e. Persiapan PNC sebelumnya
f. Adaptasi
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membangut dalam member kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta member rasa nyaman
h. Fasilitas untuk kontak lebih lama
i. Penekanan pada hal-hal positif
j. Perawat meternitas khusus (bidan)
k. Libatkan anggota keluarga lainnya
l. Informasi bertahap mengenai bounding attachment
Dampak positif bounding attachment
- Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
- Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
Hambatan bounding attachment
- Kurang support sistem
- Ibu dengan risiko
- Bayi dengan risiko
- Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan
  • RESPON AYAH DAN KELUARGA
Ayah mungkin menjadi anggota keluarga yang terlupakan, terutama bila hal ini merupakan anak yang pertama. Sebelum bayi tiba di rumah, ia merupakan bagian terbesar dari keluarganya yang terdiri dari dua orang. Aktivitas siang hari dimana mudah disesuaikan dengan pasangannya malam hari tanpa gangguan. Kini rumah menjadi tidak terkendali, makan menjadi tidak terjadwal, tidur mengalami gangguan dan hubungan seksual untuk sementara ditangguhkan. Ayah harus dilibatkan dalam perwatan anak dan pemeliharaan aktivitas rumah. Dengan berbagai tanggung jawab seperti ini, mereka menjadi bagian dari pengalaman mengasuh anak. Sebagai akibat, pasangan menjadi lebih dekat.
Sebagai ayah baru, peran ayah tidak kurang rumitnya dibandingkan peran istri. Tentu sang ayah tidak mengandung si bayi selam 9 bulan, tetapi harus membuat penyesuaian secara fisik dan emosi ketika waktu persalinan semakin dekat dan persiapan untuk bayi menjadi penting sekali. Di satu pihak, sang ayah ungkin merasa seolah-olah tidak ada hubungan dengan persalinan tetapi pada sisi lain ini adalah bayinya juga.
Ketika bayi akhirnya lahir, sang ayah mungkin merasa sangat lega dan juga gembira serta gugup. Sewaktu menyaksikan kelahiran bayi, perasaan komitmen dan cinta membanjir ke permukaan menghilangkan kekhwatiran bahwa sang ayah tidak akan pernah mempunyai keterikatan dengan bayinya. Sang ayah juga merasakan penghargan yang besar dan cinta kepada istri lebih dari pada sebelumnya. Pada waktu yang sama, merenungkan tanggung jawab untuk merawat baka ini salam 20 tahun ke depan dapat membuat sang ayah lemah.
Pendekatan terbaik adalah menjadi ayah yang seaktif mungkin. Misalnya, saat istrinya melahirkan di rumah sakit, ayah mungkin di tempatkan di dalam ruang rawat gabung sampai waktunya membaw pulang bayi ke rumah. Ini akan membantu ayah merasa tidak seperti penonton tetapi lebih sebagai peserta aktif. Ayah akan mengenal bayinya dari permulaaan juga memungkinkan ayah berbagi pengalaman emonsional dengan istirnya.
Begitu seluruh keluarga berada di rumah, sang ayah dapat dan harus membantu memakaikan popok, memandikan dan membuat senang bayi. Kebalikan dengan sterotype kuno, pekerjaan ini bukanlah pekerjaan eksklusif wanita.
Tidak ada alasan mengapa seorang ayah tidak mampu melaksanakan pekerjaan sehari-hari mengurus rumah dan anak sebaik ibu. Umumnya ayah yang bersedia mengurus rumah tangga hanya untuk menyenangkan istrinya saja. Alangkah baiknya jika pekerjaan ini dikerjakan dengan perasaan bahwa sudah selayaknya menerima tanggung jawab di dalam rumah yaitu merawat anak dan rumah tangga sehari-hari.
  • SIBLING RIVALLY
Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan anak adalah kelahiran adik baru. Kehamilan itu sendiri merupkan waktu ideal bagi anak-anak untuk memahami darimana bayi berasal dan bagaimana bayi itu dilahirkan.
Anak mungkin memiliki reaksi campuran terhadap adik baru, bergairalah karena mendapat teman bermain baru, takut akan ditelantarkan dan sering kecewa ketika sang adik tidak mau segera bermain. Akan tetapi persaingan sengit yang ditakutkan oleh banya orang tua bukan tidak dapat dihindari. Temperamen anak tertentu itu dan cara orang tua memperlakukan anak adalah faktor kunci yang menentukan seberapa besar persaigan yang terjadi di antara saudara kandung.
Tidak mudah memang untuk menjaga keseimbangan yang tepat antara menyesuaikan diri dengan kebutuhan bayi baru dan membantu anak yang lebih besar mengatasi perubhahn itu. Usahakan agar anak yang lebih besar mendapat beberapa keistimewaan, mungkin dengan waktu tidur lebih larut atau waktu khusus untuk perhatian yang tidak terbagi untuknya. Pastikan pula bahwa anak yang lebih kecil dilindungi dari perlakuan marah dan suka memerintah dari anak yang lebih besar, lebih kuat dan lebih pandai.
Percekcokan yang bercampur dengan permainan yang menyenangkan adalah pola yang lazim di antara kakak dan adik. Tidak bijaksana bila kit mengharapkan seseorang anak selalu bertindak adil menurut standar orang dewaasa. Barna gkali lebih baik mengajar semua anak karena tidak bertengkar atau memarahi mereka semua ketika mereka berkelahi daripada mencoba menyelidiki siapa yang benar dan siapa yang salah. Walaupun tanpa bisa dihindari sekali waktu mungkin bertindak berlebihan, waspadalah agar seorang anak jangan selalu diberi dukungan dengan mengorbakan anak lain.
Jika saudara kandung adalah anak prasekolah, dia akan lebih dapat lebih memahami apa yang sedang terjadi. Dengan mempersiapkan dia selama kehamilan, orang tua dapat membantu mengurangi kebingungan atau rasa irinya. Dia dapat memahami fakta dasar dari situasi tersebut dan dia kemungkinan akan sangat ingin tahu tentang orang yang ingin dia ketahui ini.
Begitu bayi lahir, anak yang lebih besar mersa kehilangan orang tuanya dan marah karena bayi akan menjadi pusat perhatian baru. Tetapi dengan memuji dia karena telah memabtu dan bertindak seperti “orang dewasa” akan membuat anak tahu bahwa dia juga mempunyai peran baru yang penting untuk dimainkan. Pastikan bahwa anak mendapatkan waktu menjadi “orang penting” dan diizinkan menjadi “bayi” sewaktu dia merasa perlu. Selain itu sering diberikan kesempatan agar dia tahu bahwa ada scukup ruang dan cinta kasih dalam hati orang tua untuk mereka berdua.
Jika saudara kandung sudah memasuki usia sekolah, dia mungkin tidak lagi merasa terncam oleh pendatang baru dalam keluarga. Bahkan kemungkinan besar dia kagum dengan proses kehamilan dan persalinan, serta ingin sekali bertemu dengan bayi yang baru.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
  1. Bounding attachment merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
  1. ASI ekslusif merupakan makanan terbaik bagi bayi. Namun karena informasi ASI yang kurang, tanpa kita sadari sudah menggangu proses kehidupan manusia sebagai makhluk mamalia. Inisiasi Menyusui Dini memang hanya 1 jam, tapi mempengaruhi seumur hidup si Bayi.
Sumber : koleksi Mediague.wordpress.com
dikumpulkan oleh RW.Hapsari